Pages

Periuk Nasi Kita

Bismillahirrahmanirrahim,

 Saya kini berada dalam perjalan pulang ke Ube, Yamaguchi setelah berpergian selama 4 hari ke Tokyo untuk menghadiri temuduga biasiswa pengajian master saya tahun hadapan. Alhamdulillah, lega bila ianya selesai dan nampaknya saya perlu lebih serius untuk memikirkan 5 bulan yang berbaki ini. Persediaan untuk kemungkinan yang pasti iaitu graduasi dan pulang ke tanah air.

 Tatkala saya mendapat jemputan untuk menghadiri temuduga tersebut, terus saya mencari tiket untuk ke sana. Perjalanan dari Yamaguchi ke Tokyo bukannya dekat!

2 jam dengan kapal terbang.
6 jam setengah dengan Bullet Train.
14 jam dengan bas.

 Harga tiketnya sahaja pergi balik sudah bisa menampung tiket saya pulang ke Malaysia. Namun pada saat itu, hal-hal ini tidak saya endahkan.

 Namun, sebaliknya terjadi. Tatkala kita dipanggil untuk liqa, daurah, program, mesyuarat dan sebagainya...kerapkali kita terasa berat. Wallahua'lam pada masa itu ada halangan-halanan yang memungkinkan sukar untuk kita hadiri, namun bilamana ianya melibatkan periuk nasi, keseronokan kita, dengan senang hati kita memutuskan untuk pergi. Saya juga tidak terkecuali.

 Sedihnya.

Kerna kita sebenarnya lupa. Dakwah itu tidak perlukan kita. Tapi kita yang membutuhkannya. Allah bisa sahaja menggantikan kita dengan yang lain. Dan rezeki itu milik Allah. Sedang keseronokan dunia adalah sementara.

Buat hati-hati yang masih berat untuk berjuang seperti saya, kembalilah membersihkan diri. Kosongkan dari keuntungan dunia, sedangkan ikhwah akhwat diluar sana terus meluru laju berjuang.

 Dan kita masih dimana..?

No comments:

Post a Comment