Pages

kesedihan hari2 perpisahan..

sabtu 27 ramadhan 1429h

dedaunan di pohon ramadhan hanya tinggal 3. Yang lain sudah gugur di telan masa. Permulaan untuk ketibaan musim yang baru. Musim luruh. Semakin sejuk. Semakin suntuk. Daun2 berguguran. Begitu juga perasaan aku dalam hati. Menahan rasa sebak dalam diri. Bila hari perpisahan ini makin dekat, aku semacam baru tersedar apa yang telah aku lakukan untuk mengisi bulan barakah, bulan maghfirah, dan bulan yang penuh kerahmatan...

"salam kengkawan yang tgh on mlm ni.. irfan ni..tadi aku yasin smpai tertidur 5,6kali.. smayang smpai terlelap smbil berdiri pnye letih.. tak tau nape.. then kol my dad.. die kate die mimpi pelik tadi.. dan masjid tmpat die penuh tgh sibuk qiamullail..so aku harap.. slama ada bbrapa masa yg ada.. buat sesuatu sblum fajar menjelang tiba.. ada sikittt je lagi ni. buat sumthing..(ada hadis kuat kata mlm 27 Ramadan di blog UZAR walau bukan jumhur, tapi harap2 kte dpt bbuat ssuatu..)Salam sisa2 Ramadan.."

aku terkedu bila mendapat pesanan dari sahabatku, Irfan pagi tadi. Adakah malam tadi malam yang di nanti? Jika sahabatku irfan itu terasa begitu kantuk, aku pun sama. Entah kenapa aku bisa tertidur semasa berdoa usai solat maghrib semalam.. Pesanan itu ku baca selepas aku terjaga dari lena, kira2 sekitar jam 3.47 pagi. Subuh hari ini pada jam 4.43 pagi. Ah! begitu singkat masa yang berbaki...
*gambar di atas di ambil sekitar jam 8.00 pagi....adakah malam tadi? *

Ada lagi 3 hari lagi sebelum menjelang hari2 perpisahan... jika bukan hari ini, adakah masih sempat lagi untuk ku temui?

terpercik harum minyak wangi atau terbakar dek bara api?

sayyidul ayyam 26 ramadhan 1429h

tiba2 aku kerinduan teman2 yang lama.. Hidup dalam situasi sekarang di dunia yang penuh dengan onak dan noda sedikit sebanyak mempengaruhi aku. Lagi2 "biah" nya tak sama seperti di sekolah dan di UM dahulu. Segalanya berbeza. Aku " patah kaki " dengan ketiadaan sahabat2 yang seperti dahulu. Sama2 nasihat menasihati, tegur- menegur andai ada mana langkah yang tersasar. Dada terasa sebak, dan hati terasa sakit bagai di ketuk2. Bagaikan " bahagian kanan" diri ini meminta aku merenung kembali hadith yang pernah aku hadamkan suatu masa dulu....

" Perbandingan teman yang baik itu umpama penjual minyak wangi. Bila kau bersahabat dengannya, secara tak langsung harumannya itu akan terkena padamu. Manakala perbandingan teman yang kurang baik itu umpama pembakar kayu arang. Secara tak langsung baranya akan terpercik padamu " (Hadith Muslim)

lalu aku terdorong untuk mencari semula peri pentingnya sahabat yang baik. Alhamdulillah aku ketemu dengan apa yang aku mahu.. Petikan ini aku sunting dari sebuah blog Indonesia. Ampun ya jika sukar mahu di fahamin. =)

"Keadaan hidup seseorang sesuai dengan sahabat karibnya, maka hendaknya setiap orang memerhatikan siapa yang dijadi­kannya sebagai sahabat."

Persahabatan dan pergaulan amat besar pengaruhnya dalam mendatangkan kebaikan dan manfaat bagi seseorang, ataupun sebaliknya, kemaksiatan dan mudarat. Hal ini bergantung pada siapa yang diajak berteman, bergaul, dan berkawan. Apakah dengan orang-orang saleh dan baik-baik ataukah dengan orang-orang fasik dan jahat. Pengaruh tersebut tidak tampak seketika, tetapi sedikit demi sedikit dan sesuai dengan lamanya persahabatan dan pergaulan, dengan orang-orang baik-baik atau dengan yang jahat tadi. Nabi Saw. pernah bersabda:

"Seseorang akan dikumpulkan bersama kawan karibnya (atau seseorang akan dikumpulkan bersama siapa yang dicintainya) ." (Hadis sahih dari Ibn Mas’ud)

“Keadaan hidup seseorang sesuai dengan sahabat karibnya, maka hendaknya setiap orang memerhatikan siapa yang dijadikan sahabat.” (HR Bukhari) "

Siapa ingin mengetahui adakah dari sahabatnya ia ber­oleh penambahan iman, agama, dan amal; ataukah justru men­derita kekurangan darinya, hendaknya merenungkan kembali keadaannya sebelum persahabatan dan pergaulannya dengan orang tersebut. Yakni, dalam hal keteguhan iman dan agamanya, demikian pula akhlak mulia yang disandangnya, niat-niat baik yang dipendamnya, serta semangatnya yang kuat untuk melakukan ketaatan dan kebajikan. Kemudian, memerhatikan keadaannya dalam semua itu setelah bergaul dan berteman. Jika ia men­dapati bahwa sifat-sifat dan amal baik itu telah bertambah kuat dan kukuh, semangatnya untuk itu serta tekadnya untuk mem­pertahankannya pun makin bertambah, maka ia dapat merasa lega bahwa pergaulan dan persahabatannya itu telah mendatang­kan manfaat baginya dalam agama dan jiwanya. Di samping itu, jika ia meneruskan persahabatannya dan menjadikannya sebagai kebiasaan yang dipegangnya erat-erat, pasti akan membawanya pada manfaat yang lebih besar serta kebaikan yang lebih berlimpah, insya Allah. Namun, jika ia memerhatikan keadaan dirinya setelah per­gaulannya itu dan melihat bahwa perilaku dan semangat ke­agamaannya, seperti tersebut di atas, justru menjadi lebih lemah dan goyah, hal itu menunjukkan bahwa pergaulan dan per­sahabatannya itu telah mendatangkan mudarat yang senyata­nyatanya bag agama dan jiwanya. Di samping itu, jika ia me­neruskannya, niscaya hal itu akan menjerumuskannya ke dalam mudarat dan kejahatan yang lebih besar dan lebih banyak. (Semoga Allah Swt. melindungi kita darinya.)

Dengan cara itu pula, hendaknya ia memerhatikan kembali sifat-sifat buruk yang ada pada dirinya sendiri sebelum per­sahabatan tersebut dan sesudahnya. Dengan neraca yang kami sebutkan di atas, hendaknya ia menimbang masing-masing sifat dan perilaku dirinya sendiri dan membandingkannya dengan sifat-sifat kebalikannya pada diri teman-teman sepergaulannya. Hendaknya ia menyadari pula bahwa kemenangan akan berada di pihak yang lebih kuat dan lebih dominan, dalam kebaikan maupun dalam kejahatan. Arti­nya, apabila kebaikan di antara sesama teman itu lebih kuat danlebih dominan, dapat diharapkan bahwa teman yang jahat akan tertarik pada kebaikan dan kepada pelakunya. Tetapi, apabila kejahatan lebih kuat dan lebih dominan, dikhawatirkan bahwa orang yang baik akan tertarik pada kejahatan dan kepada pelakunya. Inilah makna-makna yang amat pelik yang benar-benar dimengerti oleh orang yang berpengalaman dan tercerahkan jiwanya, dalam perkembangan berbagai perilaku seperti ini. Menerangkannya secara mendetail membutuhkan uraian amat panjang. Cukup kiranya kita perhatikan sabda Nabi Saw:

"Teman berbincang yang baik lebih utama daripada duduk bersendiri, tetapi kesendirian lebih utama daripada duduk bersama teman yang jahat."
Dua gerabak. Lambat-lambat. Dua jam satu

Aku membawa pandanganku ke arah jendela. Aku kini dalam perjalananku pulang ke “kampung”. Terasa begitu lama ku tinggalkan “kampungku” Yamaguchi. Aku kira lebih sebulan aku membawa diri mengembara ke kawasan Kantou. Dan hari ini aku kembali. Jujur untuk aku katakan yang kini aku terasa amat janggal. Kalau dahulu aku di himpit di celah-celah himpitan “sardine manusia”. Tapi dalam futsu densya yang sedang aku naiki ini aku bebas sama ada mahu duduk atau berdiri. Malah aku bisa sekali berbaring jika aku mahu!

“すいませんね…” Tiba-tiba beg yang ku sandarkan di tepi kerusi jatuh menimpa kakiku. Seorang makcik tua yang sedar dirinya secara tidak sengaja menjatuhkan begku meminta maaf sambil melemparkan senyuman yang sangat manis. Aku rindukan senyuman itu. Pada saat itulah aku sedar yang aku bagai “kehilangan” senyuman itu. Selama sebulan lebih aku di kawasan bandar, selama itulah aku kehilangan senyuman dan ucapan walaupun sekadar ucapan “こんにちは..”. Barangkali terlalu sibuk mengejar masa dan tidak sempat walau sekadar untuk memaniskan wajah. Sedar tak sedar, aku turut terpengaruh dengan keadaan itu.

Bukan niatku untuk menyalahkan sesiapa di sana. Jauh sekali untuk membandingkan antara satu sama lain. Kita berada di negara orang. Terima dengan terbuka, ambil sebagai ibrah melayari bahtera kehidupan. Cuma aku teringat kembali pandangan Haji Google ( baca: Ustaz Hasrizal ) bila mana beliau di Tanya bagaimana untuk berdakwah di kalangan masyarakat Jepun. Konsep dakwah itu luas. Janganlah dipersempitkan fikiranmu itu. Masih ingat lagi dengan konsep input, proses dan output yang telah sama kita hadamkan di Summer Camp dulu? Aqidah sebagai input, ibadah sebagai proses, dan akhlak itu pula output. Nah! Memaniskan muka itu juga satu akhlak yang mulia bukan? Sama-sama kita tunjukkan kbahawa Islam itu punyai umat-umat yang ceria, yang menyejukkan dan seterusnya mengikat hati-hati yang memandang terpikat dengan keindahan Islam.

Kini aku sudah kembali ke “kampungku” Yamaguchi. Mengisi sisa-sisa akhir percutianku di sini membuatkan aku rindu pada pengembaraanku. Menghayati keindahan malam di Odaiba, kehalusan dan keunikan senibina Venus Fort di Pallete Town, keseronokan di Kota Keriangan Disney Land dan banyak lagi. Bukan itu semua! Bukan!
Aku rindukan saat mengisi hari-hari dalam bulan Ramadhan bersama teman-temanku. Satu per tiga malam di isi untuk sama-sama bermunajat kepadaNya sebelum mengisi perut untuk bersahur. Hari siangnya pula tidak di sia-siakan. Mengisi masa seoptimum mungkin untuk menambah kredit dalam Ramadhan. Dan yang paling menyentuh hatiku pabila melihat semangat teman-temanku bermujahadah untuk turutsama berjamaah dan beriktikaf di masjid. Walaupun mengambil masa lebih dari satu jam, terpaksa bertukar densya beeberapa kali ditambah lagi berjalan kaki selama lebih setengah jam untuk tiba ke masjid. MasyaAllah, moga Allah limpahkan ganjaran sebanyak-banyaknya untuk mujahadahmu itu.

Benar kata Haji Google, ibadah itu merupakan amalan yang “hidup” hasil kepercayaan yang mendalam terhadap akidah yang di anuti dan di yakini. Walau sejauh mana, sesusah mana sekalipun, jika iman berpasak teguh dalam diri, ia bukan menjadi batu penghalang untuk merebut kesempatan mendekatkan diri padaNya.

Moga2 perjalananku ini dapat mendekatkan diri ini dengan Penciptaku, Lillahi Rabbi.


Bak kata cucutokjanggut.."sambil bermotoran merentasi perjalanan..membuka mata dan deria..kutip ibrah yang ada..agar sedar diri itu hamba"

tayar pancit

jumaat 20 ramadhan 1429h

aku melihat seketika senarai blogger2 di laman blog aku. Terkedu seketika. Sudah terasa lama diri ini tidak meluahkan rasa. Berkongsi idea. Ku buka satu2 laman blog teman2 yang lain. Waduh2 enak sekali aku membacanya.

Termenung lagi.
Aku terasa bgitu enak membaca tapi aku terasa sukar untuk berkongsi rasa. Menulis bicara. (baca: menulis blog)
Enak untuk menerima tetapi susah untuk memberi..

vespa natsu 1

khamis 11 ramadhan 1429h

mungkin ada yang ternganga apa kehe (versi wahid dalam senario XX) aku gunakan istilah VESPA nih? lantaklah! selagi ader bunyi2 macam moto sikit, aku nak analogikan semuanya sebagai motor. VESPA ni bagi aku ibarat futsu densya yang kalau di tempat aku, Kampung Yamaguchi yang indah lagi permai ni yang biasanya hanya dua gerabak. Dengan dua gerabak itu jugalah ia tetap bangga menyusur dan kadangkala berhenti di eki2 yang macam "BUS STOP". Jenis eki yang takde orang,takde mesin tiket. Alahai~ Sekampung2 aku kat Yamaguchi ni pon aku bahagia kat sini. Hujan emas di Tokyo, lagi best kat yamaguchi!

DARI YAMAGUCHI KE GIFU
Hari Pertama
Lebih kurang jam 7.00 pagi aku keluar untuk menunggu bas di hadapan rumah ke Shin Yamaguchi Eki. Semangat sangat nak mulakan perjalanan. Maklumlah, 1st time aku berjalan sendiri dan sejauh ini menggunakan tiket 18kippu yang aku beli sebelum tu. Dari Malaysia lagi sensei dok cerita betapa mantap betul kalau dapat travel guna tiket ni. Tapi memang saving sangat2 kalau guna tiket nih. Aku tengok jadual perjalanan yang aku print dari gakkou berulang kali. Takut salah waktu, tak tentu pasal melepas densha. Destinasi aku bukannya dekat. GIFU tuh! Dari shin Yamaguchi eki aku ambik densya ke 米原 (maibara). Dan kalau ikut jadual ni aku bakal sampai ke sana dalam pukul 1 tengahari. Densya tu laju, dalamnya design macam shinkansen..Pelik aku. Densya ni cuma berhenti kat eki tertentu je. Ayashiina.. Lebih kurang sejam lebih perjalanan, densya ni berhenti dan ada pengumuman perjalanan tertangguh sejam. Ooo tertangguh ka.. Aku diamkan je. Tak lama selepas tu, ada pakcik densya datang periksa tiket. Bila aku tunjukkan tiket 18kipppu aku, dia geleng2. "awatla pakcik ni..." getusku dalam hati. Pastu pakcik tu tanya lagi, "どこへ行きますか?". Aku ingatkan pakcik tu maksudkan aku nak pergi kemana dengan densya ni. Aku pun dengan confident 120% pun jawablah " 米原に行きます。。”Pak cik tu berlalu tanpa ucapkan apa2. Selepas sejam tertangguh, densya pun mula menyambung perjalanan. Masa tu dah nak dekat pukul 1 petang. Aku dah mula tak sedap hati. Sepatutnya aku harus tiba ke Okayama jam 3 petang. Tapi sampai sekarang pun densya belum lagi sampai ke 米原 (maibara). Aku nekad untuk turun di stesen berikutnya. Aku tak ingat aku di stesen mana ketika itu. Bila aku tanyakan pakcik ekiin di situ bila densya ke Okayama, dia pun ,menjawab sebentar lagi. Lebih kurang dalam setengah jam aku menunggu, densya yang di maksudkan pun tiba. Aku pun naik ke dalam densya dengan harapan akan selamat tiba ke Okayama seperti yang dirancang. Densya ni pun sama macam densya yang aku naik sebelum ni. Lawa, laju, tak berhenti2. Selepas aku kira sejam perjalanan, seorang pakcik densya pun datang untuk memeriksa tiket. Bila tiba giliran aku, aku pun tunjukkan tiket 18 kippu aku. Pakcik itu sambil tersenyum berkata padaku , "すいません、この電車は、18切符が使えません。この後の駅に降りてください。” MasyaAllah! Aku dah mula rasa cuak masa tu. Handset pun dah kehabisan bateri. Seingat aku eki tu 生山駅. Bila aku tanyakan pada seorang makcik jurujual di Kiosk bagaimana hendak ke Gifu. Makcik tu dengan muka terkejut yang amat sangat, hanya mampu berkata Gifu tu sangat jauh. Aku cuma berlalu mengucapkan terima kasih dan meminta izin untuk mengecas bateri handset. Pada saat tu, aku pun ambil keputusan untuk bertanya terus ke kaunter pertanyaan di eki. Bila aku tanyakan pada pekerja di kaunter bagaimana untuk ke Gifu, pekerja tu cuma cakap harus ke eki yang seterusnya. Bila aku tanyakan padanya lagi dapatkah aku sampai ke Gifu pada hari ini? Dia cuma menjawab TIDAK MUNGKIN selepas melihat jadual perjalanan di komputer. Jujur aku katakan aku nak menangis saat tu. Tangan aku sejuk dan berpeluh2. Dahlah aku seorang diri masa tu dan aku memang tak tahu langsung aku di mana . Yang aku tahu aku di 生山. Aku minta pada pekerja tu untuk cetakkan jadual perjalanan tu. Alhamdulillah pekerja yang baik hati tu pun bersetuju. Bila aku lihat jadual tu..masyaAllah! Bukan malam ni aku akan tiba di Gifu, tapi awal pagi esok! Dan malam ni aku terpaksa tomaru di Osaka . Sendirian!!! Masa tu aku dah mula keliru untuk buat keputusan sama ada untuk ambil shinkansen di Okayama atau survival untuk teruskan perjalanan dengan futsuu densya. Aku ambil keputusan untuk menelefon salah seorang senpaiku di Yamaguchi. Aku namakan saja dia dengan EN. L. 
Bila aku berita
hu keadaanku di situ, dia gelak sepenuh hati. Aku diamkan jer time tu. Geram aku! "Camner ko bole salah densya ni? Ko naik densya apa? Aku ingat ko dah plan betul2". Bila dia sebutkan perkataan densya apa? Aku mula meneliti syarat2 yang tertulis pada 18 kippu. "Tiket ini hanya sah di mana2 JR Lines di seluruh Jepun". Adus!!! Baru aku tahu ketika itu aku sudah salah faham. Dan dua densya yang laju dan tak berhenti2 tu adalah tokkyuu! Patutlah aku dikehendaki turun. Bila aku minta fatwanya untuk pilihan aku tadi, dia hanya menyuruh aku untuk teruskan perjalanan dengan futsu densya. Aku yang rasa agak was2 dengan fatwa tu, aku hubungi senpai lain di Nagoya. Kak IndaHayati namanya. Dengan setulus doa darinya aku pun mengambil keputusan untuk teruskan perjalanan. Alhamdulillah..lega rasanya. Memandangkan masa untuk densya seterusnya tiba asih lambat lagi, aku pun bertegur sapa dengan seorang remaja perempuan di situ. Bila aku tanyakan padanya aku kini di ken mana. Dia cuma menjawab di Tottori! Aku agak terkejut bila dia sebutkan Tottori. Secara tak langsung ingatanku menjurus pada sahabatku si comel Ayuni. Perjalanan pun diteruskan pada jam 5.30 petang. Pada masa tu hanya zikrullah, dan selawat yang menemani. Aku berusaha untuk mencari hikmah agar takkan timbul sedetik pun rasa sesal dalam hati. Mujur aku membawa beberapa buah buku sebagai ubat kebosanan. Bila bosan aku membaca, tidur seketika, dan melihat permandangan yang mempersona di luar jendela. Memang sangat mahal perjalanan ini. Sepanjang perjalanan, hujan gerimis turun. Seakan tahu hati aku yang gundah seorang diri. Tapi bila melihat pemandangan diluar, perlahan2 gundah itu hilang. Hati jadi sejuk seperti air hujan. Air terjun, sungai, gunung-ganang..subhanallah! Sampai tiba di suatu eki, aku kembali tidak tahu aku dimana. Yang aku tahu aku perlu untuk menunggu di situ untuk teruskan perjalanan ke Okayama pada jam 7 malam. Bayangkan plan asal tertulis aku akan tiba ke Okayama pada jam 3 petang. Tapi setelah salah faham ini berlaku, tertulis di jadual yang baru aku akan tiba ke situ pada jam 9 malam! Dari Okayama..aku ke Osaka dan tiba di situ dengan densya terakhir (syuten) pada jam 1 pagi. Aku hajatkan untuk bermalam sahaja di eki. Namun malangnya aku di minta keluar dari situ memandangkan eki di tutup dan hanya akan di buka keesokan hari. Malam semakin larut..ke mana harus aku melelapkan mata? Aku keseorangan ketika itu. Cuma Allah teman aku malam itu. Akhirnya aku memilih untuk bermalam di bawah tiang bendera, terperosok di belakang pokok bunga, berbumbungkan langit malam dan bintang. Mujur ketika itu natsu. Jika haru, aku rasa aku akan menggigil kesejukan.

Hari Kedua
Jam menunjukkan pukul 4 pagi. Tak sedar aku dapat juga melelapkan mata walaupun tidur merempat di luar eki. Baru aku tahu perasaan Mat2 Bangla dengan Indon2 yang pernah aku pandang sinis semasa di tanah air dulu. Kini aku di tempat mereka. Aduh! Inilah pengalaman yang aku takkan dapat lupa. InsyaAllah sampai bila2. Selepas solat subuh, aku kembali ke eki untuk naik densya ke Kyouto tepat jam 4.58 pagi. Densya pertama tiba pada jam tepat 4.58 pagi. Perjalanan dari Osaka ke Kyouto dan aku di jangka akan tiba di Gifu Eki tepat jam 7.42 pagi.

DI GIFU
Hanset aku berdering2 menunjukkan ada mesej dari Ajak. Mesej bersilih ganti dari Kak Fatt. Pagi ini suami isteri yang belum pernah aku jumpa tetapi seakan sudah bertahun lama ku kenal berjanji untuk mengambil aku sebaik sahaja aku tiba di Gifu. Alhamdulillah, bukan Ajak dan Kak Fatt sahaja yang menyambutku malah si comel Fateh pun turut sama menyambutku. Penat semasa perjalanan hilang sebaik sahaja aku melihat kelibat mereka. Memang itu niat aku ke Gifu. Ingin bertemu dengan insan2 yang selama ini hanya aku berhubung dengan mereka di alam maya. Terutamanya Fateh. Sebelum lahir lagi sudah ku kenal namanya.
Ajak dan Kak Fatt menghantar aku ke rumah Nad. Mungkin aku tiba agak lambat pagi itu. Nad, Liana dan Neeto sudahpun bergegas untuk baito. Tinggallah aku keseorangan di rumah itu. Selepas menyiapkan diri, aku pun terlena akibat penat dalam perjalanan yang masih belum hilang.

Hari Ketiga dan seterusnya
Alang2 sudah di Gifu, rugi jika tak berkunjung ke Masjidnya. Faham dengan situasi kawan2 di situ yang agak sibuk bekerja, aku gagahkan diri untuk berbasikal ke Masjid Gifu, Gifu Dai dan Gifu Hospital. Pada malamnya, aku dijemput Ajak dan keluarga ke rumahnya dan makan bersama di Saizeriya. Di sini lah mula kami bersembang2 dan bertukar2 pandangan. Alhamdulillah aku rasakan mereka seperti keluargaku sendiri.
Selepas beberapa hari, nad pun berjaya menamatkan baitounya dengan penuh jayanya. Aku dan Nad pun akhirnya menghabiskan masa bersama di Jusco. Nad kepingin Baskin Robins. Aku pula kepingin makan sushi. Malam ini aku dan Nad akan bertolak ke Summer Camp IPIJ di Ibaraki bersama rombongan dari Nagoya. Janji temu dengan Kak Cha dan Kak Inda di Nagoya Eki jam 10 malam nanti.

Alhamdulillah,berakhir sudah jaulah aku ke Gifu. . Hajat aku untuk bertemu Ajak, Kak Fatt,Fateh,Kak Fatin , dan Nad tercapai. Syukran Jazeelan untuk kalian semua. Moga2 ukhuwwah yang terbina akan terus kekal insyaAllah. InsyaAllah jika ada kesempatan, aku akan ke sana lagi dalam masa terdekat ini.

p/s: biler teringatkan balik aku salah densya, wat aku ketawa sendiri..erm, pengajaran untuk aku dan semua, sebelum nak kemana2 tu tanya dan kompemkan paling tak dengan senpai. seeloknya berteman tau..


" motor berjalan.." kataku

rabu 10 ramadhan 1429 h
berjalan...berjalan..dan terus berjalan. .kalau di ikutkan hati yang merindui kampung halaman, sudah lama akan ku sentak kakiku berlari meninggalkan tempat ini. kalau di ikutkan penat, dah lama aku berhenti. tapi, kenapa aku terus berjalan..berjalan..dan terus berjalan?
mengutip pengalaman kata orang..apa guna dengan pengalaman?
teringat aku akan serangkap ayat yang pernah aku dapat satu masa dulu.." tak berguna pengalaman yang panjang tanpa berfikir, biarpun cetek pengalaman asalkan fikirannya dalam..itu lebih beerti"
alhamdulillah..perjalananku ini bukan atas rancangan aku sebetulnya. semuanya atas perancangan Dia yang Maha Kuasa..memetik kata2 dari Tunggu Teduh Dulu " kerja Tuhan..siapa yang tahu.
Dari nun jauh di honsyuu aku melangkah, hingga tiba aku ke kota sesak dengan manusia hamba dunia di sini. Buka mata, buka minda. Melihat gerak langkah dan tingkah laku manusia2 di sini, membanding dan membeza budaya sesama. Kekadang aku yang malu sendiri..ada kala aku bangga dengan apa yang aku ada. Iman dan Islam. Mereka tak punya semua itu. Teringat aku kata2 Haji Google ketika dulu. Apa nilai yang dapat kita tawarkan pada si hamba2 dunia di bumu sakura ini? Jika kita tawarkan keindahan beragama pada mereka, aku rasa itu ibarat menconteng arang pada wajahmu! Cuba tawarkan "tujuan dan matlamat hidup" pada mereka. Bahasa yang lebih mudah untuk kehidupan bertuhan. Oops! "tujuan dan matlamat hidup?" . Cuba kau dan aku timbang tara semula pada diri..cukup benarkah aku dan kau tahu matlamat dan tujuan hidup kita di sini?
"dan ingatlah, tidak aku jadikan jin dan manusia itu melainkan untuk beribadah padaKU" (Az-Zaariyaat : 56)

kembali semula pada kisah pejalananku..
tujuan asal hanyalah untuk mengisi masa, mencari secebis ilmu dan menyambung rantai ukhuwwah. Itu yang ku rancang dan ku pinta, tapi Dia beri lebih dari itu! Bukan secebis ilmu yang Dia beri malah banyak sekali! dan aku bukan setakat menyambung rantai ukhuwwah, tapi aku dapat menambah manik dan menguatkan ukhuwah itu. Terima Kasih Allah.. Sehingga kini ku rasakan amat terhutang budi dengan saudara2ku yang aku temui di sepanjang perjalananku ini. Syukran Jazeelan, jazakumullah khairan kathiran.
Lebih bermakna..
Perjalananku ini serentak dengan ketibaan semulia2 bulan. Ramadhan Mubarak..Ramadhan kareem. MasyaAllah..saat ini yang begitu luar biasa indahnya amat di nanti. Kemurahan hati saudara2 ku di sini, kegagahan mereka ke rumah Allah walaupun perjalanan mengambil masa yang lama, berjemaah dengan saudara seagama walaupun rumpun bangsa kita berbeda. Ah! indahnya itu semua. Pasti aku akan merindui saat itu nanti.
Ini baru permulaan. Permulaan langkahku. Juga permulaan entry Kembara Nihon kali ini. Teringat aku akan kata2 andrea hirata dalam "edensor". Mozek2 hidupku melata..Sebahagiannya disini dan sebahagiannya mungkin di hujung dunia.





resepi roti john

khamis, 4 ramadhan 1429h
memang muri kat nihon ni nak dapat juadah berbuka puasa macam kat Malaysia. Kalau dulu nak makan apa, tinggal pilih dan hulurkan duit je. Tapi sekarang, kalau teringin nak makan, memang kena masak sendiri!
Erm, bagi yang teringinkan roti john, kali ni aku nak kongsi resepi .
bahan-bahan
*bahan A
2 biji telur
1 sk serbuk kurma
1 sk serbuk kari
bawang besar dipotong dadu
daun sup
garam
daging/ayam cincang yang dah dimasak dahulu (takde pon takpe)
*bahan B
mayonis, sos cili, koshou (lada sulah), bawang besar & kubis (disagat)
roti (shokupang pon ok)
cara membuat
1) bancuh sekali bahan A hingga sebati.
2) panaskan kuali leper dengan majerin atau butter. bila dah cukup panas, tuangkan bancuhan telur tadi dalam anggaran untuk sekeping roti. biarkan sekejap dan letakkan roti atas lapisan telur tu.
3) tunggu sehingga lapisan telur di bawah betul2 masak ( acam telur dadar) dan terbalikkan roti supaya bahagian atas roti sedikit garing.
4) pastu angkat, dan hiaskan ikut suka dengan cili sos, mayonis, bawang, kubis dan sebgainya..